sampai mata ini lebih sayu dari biasanya lelah hingga nyaris tak sanggup berkedip entah apa yang masih aku tunggu kedua kaki semakin pegal tugas-tugas masih belum tersentuh dan aku benar-benar tak tahu apa yang kutunggu malam ini kehadiranmu, kehadirannya, atau kehadiran siapapun mu, nya, dan pun yang bahkan tak pernah aku tahu siapa aku ingin tidur, di atas kertas-kertas ujian besok siang agar...
pelupuk matanya mulai menyendu dan mukanya berpaling lemah kala malam yang hampir terulang lagi, ini bukan deja vu nyaris mereka mengulang kisah yang tak boleh terulang saat malam semakin temaram, lalu wajah semakin resah mereka benar-benar tak terulang bukan mereka tak mau, namun tampaknya satu di antara mereka dia, dia tak bisa lagi dan sungguh tak bisa lagi bahkan sampai kau rayu pun,...
seperti tulang rusuk yang memar karena menabrak dinding berwarna tenang aku hampir mengaduh di ujung audiens yang terdiam di sisi lain gaduh, gaduh. mereka gaduh tanpa ada yang berlabuh mungkin suara hujan ini tak mampu mendiamkan mereka kemudian mungkin mereka menutup hidung untuk mencium bau hujan mungkin mereka menutup mata untuk melihat untaian hujan yang rapat dan mereka, berdiri saling meneriaki keangkuhan diri...
waktu hujan di dalam bus - aku komuter abu-abu merata di langit pagiku yang tanpa awan matahari masih disembunyikan sang bima sakti kita akan lebih semangat dari sinar matahari yang membakar ubun-ubun bahkan hingga tumitku terkelupas pun aku tak apa titik air belum mau pergi sebelum ada matahari, katanya namun kita akan berjalan bersama matahari dan menentang arah angin jika klakson bus pagimu...
hari ini hujan cukup deras aku sudah di rumah sejak siang tadi dengan sepatu kebasahan dan celana yang digulung aku tinggalkan semua yang aku lupa katanya, jalan pulangmu diguyur hujan deras hingga kuyup meninggalkan sisa genangan air setinggi lutut kamu, sudah di rumah? kamu terjebak? ah, kemudian kamu muncul di dunia maya tak apa-apa. aku pun, sama yang telah lama ku tunggu dan...
beberapa hari ini selalu bangun pagi dengan nafas terengah. bukan, terasa lelah, maksudku. berat, seperti habis menangis semalaman sampai ketiduran. atau rasanya seperti kau mimpi tersedu dan terbawa sampai bangun. beberapa hari ini juga aku merasa ada yang hilang dibalik lelahnya nafas di pagi hari. kehilangan hal yang tak pernah berani aku ungkapkan bahwa aku kehilangan. entah apa dan jangan pernah bertanya apalagi...
sudah lebih dari berkali-kali aku ceritakan tentang hujan. aku suka hujan. tapi aku benci kehujanan dan terjebak tak bisa pulang karena hujan. dan tetap, aku tetap suka hujan. selama ini memang tak pernah aku basah kuyup karena air hujan. namun setiap kali aku bayangkan betapa repotnya kehujanan, aku nyatakan aku benci kehujanan. sudah sangat sering aku terjebak tak bisa pulang ke rumah karena...
selamat ulang tahun, kami ucapkan. selamat panjang umur kita kan doakan. selamat sejahtera, sehat sentausa. selamat panjang umur dan bahagia. "tutup matanya!" "make a wish!" "tiup lilinnya!" "potong kuenya!" "selamat tanggal dua puluh delapan oktober!" ah terserah, aku hanya ingin masa kecilku kembali. itu saja. di umur yang ke sembilan belas ini aku tak ingin lebih dari itu. aku bukan anak manja yang...
september akan usai. semua orang serempak minta dibangunkan ketika bulan ini usai. aku bukan alarm-mu, bukan seperti suara mengganggu yang kamu benci namun tetap dipasang agar bisa membuatmu mengamuk di pagi buta. aku selalu benci orang-orang yang menyerah ketika mereka hampir mencium aroma keberhasilan. mengapa berhenti saat akan sampai? mengapa tak berputar dari awal? kita mendaki bersama, kamu minta turun. baiknya kamu turun...
malam hampir digantikan dini hari, namun pikiran masih sangat panjang dan tak mau digantikan apapun. setiap tarikan nafas masih menghembuskan semburat kegelisahan yang terpaku. disaat kau siap menampar orang lain, akan terlebih dahulu kutampar wajahku sendiri. jangan merasa benar, hai manusia. pernah atau pasti sering tiba-tiba ga enak hati sampai susah tidur, kan? itu bukan pertanyaan, tapi meyakinkan. iya, gue yakin pasti pernah...
seperti angin pukul dua pagi yang membangunkanku karena selimut yang berantakan. aku bangun dan kacau. melankolis yang kata banyak orang adalah perasaan terkaya, aku kesusahan. tak perlu menunggu sampai berapa menit, aku bisa saja langsung kalut. bisa saja. mata dan telinga bisa merasakan manis lebih tajam dari lidah merah muda. kau tertipu visual. kau mau saja ditipu audio. manis. manis. manis. seperti angin...
pekatnya langit malam sedang tak mampu menandingiku di raga yang kuatnya jiwa tinggal separuh, hilang sudah dalam pelukku basuhan air mata masih enggan menghapus luka kala jam tidur tiba, kau masih saja menyapa duka sepatu coklat berpelatuk berlarian berputar di jalan panjang yang dia cari, yang dia harap, tak sanggup diterjang hanya harap-harap dan harapan di hari yang singkat layaknya aku terkilir di...
tiba-tiba ingin beropini tentang film buatan asia. gue memang bukan pecinta film korea atau thailand dan gue ga pernah secara sengaja cari filmnya bahkan ga tau artis-artis dari sana tapi gue pernah nonton beberapa filmnya. be-be-ra-pa. paling satu, dua, tiga, atau lebih. yang pasti, sebagai orang biasa gue akui filmnya keren dan aktornya ganteng! kali ini gue cuma mau ngulas dua film yang...
karena ada rasa yang sesaat dibalik perhatian yang sesaat, tapi aku sedang tak mau merasakan apapun. ini hal yang manis di tengah bulan yang sedang senang hujan-hujanan. ku bilang dan sudah berkali-kali ku bilang, hujan selalu punya ceritanya sendiri. ah, petrichor, aku menciummu lagi. entah kamu yang terlalu manis, atau aku yang tak bisa diperlakukan manis. tapi kamu telah berhasil menumbuhkan rasa sesaat...
tidak, bukan hanya dia yang mencacimu masih ada hati yang bimbang dan ingin memakimu di sini, aku siap untuk bermain api jangan hanya menatap, kemarilah rasanya sudah sangat lama di ingatanku semenjak kau memulai perang dingin dengan makhluk paling dingin lalu kau pergi dan bersembunyi tidak, bukan begitu tapi kau ketahuan kau bodoh, jejakmu terekam di atas barang bukti kau diam, seperti anak...
ku harap ada maaf di balik lelap semoga kau tak khilaf saat menatap bukan ku tak ingin mengurai maaf di hati aku hanya takut dia menancapkan belati kau harus tahu bahwa aku takut kau berdosa bermain hati denganku lagi dan membiarkan api membakar jerami kekasihmu aku hanya ragu kau tak akan berbuat salah lagi seperti telapak kaki yang selalu dingin tinta merah berlarian...
kau tahu bukan, harap itu lebih berat dari tiarap?kau tahu bukan telah berhasil membodohiku dengan semua harap-harap itu? harap perhatian, aku masih mengharapkanmu. jika kau sadar, kita tak pernah terpisah ruang dan waktu, melainkan peluang dan sesuatu. ada satu hal yang selalu memisahkan kita dan ada banyak hal yang seakan ingin menyatukan kita. bukankah kau akan berjuang untuk kita? atau untuk kalian? atau...
hanya jika kau tak pernah hadir maka aku tak punya alasan untuk menunggu jika saja kau tak pernah semanis itu mungkin akan kutelan cabai banyak-banyak seperti sebuah lagi pengantar tidur kau memainkan simfoni yang kusebut itu cinta dan seperti pengeras suara yang rusak kau mengakui semua hanya permainan bisakah kau tinggal dan bertahan di sini? bukankah aku terlalu sulit untuk diluluhkan? bahkan kau...
di pagi hari yang masih terlalu muda, anak gadis masih terjaga. menatap layar ponsel dan komputernya berkali-kali. dia masih bingung dengan perasaannya. ini hampa, tak pernah ada rasa yang nyata lagi. bahkan dia sudah tak berani mengatakan jatuh cinta. bagaimana bisa kau sebut itu ini insomnia ketika dia merasa hilang? di jalan kecil yang ditapaki, dia tak berharap bertemu dengan siapa-siapa kecuali ada...
di kerasnya sudut kota, ku temukan aku yang tak pernah kuduga sebelumnya. di balik tanda kebingungan. antara entah mau kemana lagi. jalanku semakin tergesa saat ku temukan aku yang dulu di atas potongan rambutmu. di belakang kaos cokelat ada jantung yang ingin melompat keluar meninggalakan tuannya. aku telah egois kepada diriku sendiri. di kerasnya sudut kota, ku berputar demi kesempatan yang kesekian kalinya....
rasanya aku ingin meminta maaf sekarang juga entah hatiku sangat ingin memaafkan segala kekhilafan akukah yang terlalu egois atau kamu yang sangat pemaaf raga ini malu saat pertemuan kembali nampaknya kamu telah meleburkan luka di antara kita seharusnya aku yang lebih dewasa menghadapi hidup ini kompetisi dan setiap orang berhak menang termasuk aku, tapi bukan memenangkan hatinya aku masih terlalu mentah untuk bergerak...
buatan sendiri di luar hujan lagi. tepat pukul 3.30 sore hujannya semakin deras. aku yang tengah terlelap di dalam mimpi langsung terbangun dan melanjutkan mimpi di tengah realita. duduk memeluk kaki di sudut kasur dan melapisinya dengan selimut bergambar anak beruang. kopi hitam ini panas dan manis. sweater dan syal berwarna pastel ini terbuat dari helaian benal wool. tapi sofa ini terlalu besar...