aku makhluk
benar-benar makhluk yang manusiawi
yang selalu lupa dan salah
entah disengaja baik tidak

aku bukan pendosa, pun bukan orang suci
namun tetap berusaha benar di tengah dosa yang berserakan

tapi kali ini, aku berdosa lagi
karena masih terus berdoa untuk melakukan dosa
meminta keringanan untuk berdosa
memohon celah untuk berdosa
aku
benar-benar dosa
mengharapkan seorang makhluk, hingga nyaris setengah mati
mengharapkan ada jalan di antara kami,
di antara tempat ibadah kami

dosa-dosamu itu, pernah terjadi beberapa kali
lalu aku, sepertinya tak mungkin menjadi dosamu yang ke sekian kali
lantas aku berdoa, agar kita tak berdosa

sebagai penebus dosa,
kau pergi untuk pengakuan dosa
dan aku pergi untuk bertaubat

jangankan kita yang berbeda
siapapun yang sama, aku tak mau jika berdosa

untuk setiap pertemuan denganMu
aku sering lebih gugup dari pertemuan dengannya
lidahku, kelu
pikiranku, terkuras
sampai aku bingung mana yang harus aku utarakan terlebih dahulu
aku malu untuk mengakui kejujuran, meski tak ada gunanya berbohong padaMu

untuk setiap pertemuan denganMu
aku selalu menjadi abu-abu di antara hitam dan putih, sebab;
setengah mati memohon agar rasaku pada makhlukmu hilang
dan setengah mati lainnya memohon agar aku tetap diberi kesempatan untuk bersamanya

untuk setiap pertemuan denganMu
aku ternyata tak lebih dari seseorang yang kecil
aku merasa menjadi anak bungsu seutuhnya
seperti menangis meminta, merengek memohon
sampai kehabisan cara untuk merayu
akhirnya aku sesenggukan sampai lega

dan aku lega, Tuhan

dengan egomu. dengan gengsimu

dengan masa lalumu. dengan kenyataanmu.

dengan mimpi yang dikubur

dengan asa yang dihanyutkan

dengan kekuatanmu. dengan kesombonganmu

dengan rasa sakitmu.dengan patah hatimu

dengan orang-orang

dengan jiwa yang terbujur kaku

dengan opini. dengan ketidaksengajaan

dengan keengganan. dengan persimpangan

berdamailah dan berdamai.