di kerasnya sudut kota

July 15, 2013

di kerasnya sudut kota, ku temukan aku yang tak pernah kuduga sebelumnya. di balik tanda kebingungan. antara entah mau kemana lagi. jalanku semakin tergesa saat ku temukan aku yang dulu di atas potongan rambutmu. di belakang kaos cokelat ada jantung yang ingin melompat keluar meninggalakan tuannya. aku telah egois kepada diriku sendiri.

di kerasnya sudut kota, ku berputar demi kesempatan yang kesekian kalinya. yang kedua, ketiga, dan keempat sengaja ku lewatkan dengan lancangnya. lalu kini, akankah Tuhan berikan kesempatan lain? pernah jiwa ini menantang dirinya sendiri. akan mencaci raga yang menyakitinya. dan sangat pernah hati ini menantang pemiliknya. akan menguatkan tuannya di depan kisah lamanya.

di kerasnya sudut kota, ku tak pernah lihat tawa. milik kita di depan toko dengan kursi-kursi santai. selalu ku cari ke mana arahnya pulang. namun jalan setapak selalu menenggelamkan kakiku. kau gusar, dan aku pun. menggusarkan apa aku pun tidak mampu bertanya lagi.

dan di kerasnya sudut kota, ada hati yang lebih keras. bukan kuat, kau keras dan menyombong kepada dunia. kau hidup di mana? menginjak kaki seenaknya tapi egoisnya tiada dua.