take my breath away

November 21, 2013

beberapa hari ini selalu bangun pagi dengan nafas terengah. bukan, terasa lelah, maksudku. berat, seperti habis menangis semalaman sampai ketiduran. atau rasanya seperti kau mimpi tersedu dan terbawa sampai bangun. beberapa hari ini juga aku merasa ada yang hilang dibalik lelahnya nafas di pagi hari. kehilangan hal yang tak pernah berani aku ungkapkan bahwa aku kehilangan. entah apa dan jangan pernah bertanya apalagi memaksa aku berfikir keras-keras. perhatianku kau ambil, fokus mataku kau ambil, kini nafasku yg kau ambil. lalu besok? lusa? kemudian hari? dan selanjutnya--entah sampai kapan--apa lagi yang akan kau ambil?

kau. siapakah kau ini yang aku bicarakan? kau yang membuatku bernafas lelah karena berurai air mata di dalam hati? atau kau yang membuatku berurai air mata di dalam hati sampai nafasku lemah? ah, sosokmu pun bahkan masih membingungkanku.

mungkin hati ini kosong. semenjak tamunya pergi dan tak kembali, pintunya masih ditutup dan aku kehilangan kuncinya. untuk siapapun yang merasa terlalu dekat dengan dinding pertahananku, dobrak saja pintunya kalau berani. lalu akan kau temukan dinginnya jiwa yang tak akan membuatmu beku. karena aku, seperti perapian rumah klasik di musim salju eropa.

kita. mungkin tahun depan kau sibuk dengan hidup kita yang berbeda. mungkin tahun depan kita sibuk dengan usia kita. mungkin tahun depan kita sudah sangat sibuk untuk mendewasakan diri. dan punggungmu, layaknya trigger para pecandu. ingin ku sentuh, ingin ku usap, dan ingin ku titipkan sandaran kepala di bahu kirimu.