setengah tiga pagi

February 14, 2014

11 Februari,
hampir setengah tiga pagi di rumah. sendirian di kamar dengan nyala lampu. masih belum bisa tidur juga rupanya. coba saya ingat, hari ini tidak minum kopi, teh, atau apapun yang membuat mata melek. hari ini -- dan belakangan ini -- sedang tidak jatuh cinta, rindu, patah hati, atau apapun yang membuat susah tidur. baiklah, saya nikmati saja minggu terakhir libur ini sebelum wajib untuk masuk kuliah.

11 Februari,
saya pernah dikritik karena berbeda. saya pernah diprotes karena menjadi diri sendiri. bukan anti-kritik, tapi haruskah kalian terus mencibiri setiap langkah yang saya ambil? bukan tak terima diprotes, tapi haruskah kalian terus memperhatikan saya yang tak meminta diperhatikan? pernah ada yang menyarankan untuk tidak mengeluh. tapi maaf, sifat saya memang sangat manusiawi. keluh, salah, dosa, itu bagian saya. dan kalian juga.
buktikan, tunjukan. saya akan mematahkan penilaian kalian.

11 Februari,
sepagi ini, hampir saja aku meracau lagi. tak sedang merasakan apapun tapi memaksa diri untuk merasakan barang satu atau dua perasaan saja. sudahlah, pagi ini memang sedang hambar. esok ku tebar cinta, ku cari cinta, ku tunggu cinta, dan ku raih cita-cita. pagi ini aku mau tidur dulu. paksakan.