resolusi. solusinya?

January 02, 2014

"happy new year" dan "selamat datang dua ribu empat belas" langsung bergerak cepat di timeline twitter. saya yang memang anti mainstream, rasanya tak usah ikut-ikut mengucap halo juga. tampaknya dua ribu empat belas, dia pun tak mendengar apa yang orang-orang ucapkan. lalu, apa yang membuat tahun baru sangat istimewa dibanding apapun? disaat sebenarnya kalian menunggu hari esok dan bulan esok. disaat kalian menahan ngantuk untuk menunggu tahun yang baru dan malah tidur cepat saat akan ulang tahun sambil berharap ada telepon masuk yang membangunkanmu dari tidur yang dibuat-buat. semua itu sama jika kau mau mengerti. kembang api yang gagah, bahkan mereka menganggu tidurku dan membuatku mengomel di blog.

tahun baru. selain kembang api, menahan ngantuk, jagung bakar, dan hal lainnya. ada satu yang sangat populer bahkan mengalahkan kepopuleranmu di pikiranku. sebuah pertanyaan yang tidak lebih dari sepuluh kata. "apa resolusimu di tahun baru?" jawablah, ayo jawab. menjadi orang yang lebih baik? semoga tahun ini lebih baik? semoga tahun lalu bisa dijadikan pelajaran? maksudnya, saya butuh satu hal yang lebih pasti dan kompleks. bukan hal luas seperti itu.

sembilan belas tahun hidup dan baru tahun ini saya punya resolusi. sejujurnya, tahun-tahun lalu saya masih terlalu muda dan terlalu salah paham dalam mengartikan resolusi. resolusi bukan hanya sekedar harapan semu yang jemu. namun harapan yang coba dibuktikan. berbelas-belas tahun sebelumnya, saya tidak pernah beresolusi, biarlah hidup seperti apa adanya. toh saya rasa, di depan sana akan banyak persimpangan yang tidak diwaspadai sebelumnya. iya tapi itu dulu, ketika belum paham dengan tujuan hidup. ulangi lagi, saya - masih - terlalu - muda.

kali ini, ada harapan untuk tahun ini yang terasa menggebu di dalam kalbu. banyak orang bilang wajah saya sama masamnya dengan jeruk yang belum matang dan tatapan mata saya sama menyebalkannya dengan anak SMA yang salip sana-sini saat naik motor. tak ada ramah malah terlihat marah. lalu di sini, tahun ini, dimulai dari hari ini. saya mencoba pensiun dari predikat jutek dan mengejar predikat ramah. lalu kali ini akan saya teriakan lantang-lantang: resolusiku tahun dua ribu empat belas adalah gak jutek lagi, lebih banyak senyum, lebih banyak sapa. ramah, ramah, ramah.

untuk pertama kalinya dengan resolusi tersebut, saya merasa sangat excited untuk berubah. karena resolusi bukan berarti mengulang-ulang solusi, tapi resolusi harus dilaksanakan solusinya.