khayalan kopi panas - draft 11 januari

January 29, 2014

salah satu adegan di iklan kopi
bandung diguyur hujan deras lagi siang ini. bahkan di beberapa sudut dilanda banjir dan pohon tumbang. saya yang kehabisan kuota modem ini merasa sangat bersyukur diam di rumah untuk bisa lebih akrab dengan pensil dan kertas. ya, membuat tulisan dengan tulisan tangan terkadang lebih menyenangkan dibanding menulis langsung di laptop. coretannya, goresan salahnya, dan tulisan yang bentuknya makin tidak karuan karena terasa capek jadi sensasi tersendiri. seperangkat alat tulis, sofa, hujan kecil, dingin, dan film toy story tiga di tv yang selalu sukses bikin saya nangis bombay jadi satu set yang pas di sesi menulis kali ini. yuk, diseruput dulu kopi panas yang sudah sengaja dibuat.

menyinggung kopi dan hujan, jadi ingat impian yang saya tulis beberapa bulan lalu masih belum terwujud. terjebak sendirian di tempat ngopi yang bergaya homey waktu hujan, ya minimal tempat ngopinya jauh dari hiruk-pikuk orang di luar. ah, pasti akan lebih romantis dari kalimat gombal yang disemburkan cowok-cowok pintar ngomong deh. belum juga impiannya terwujud, saya sudah ngimpi lagi. bedanya, mimpi yang ini benar-benar ngimpi dan ngarep hehe. kalau dipikir, mimpi yang ngarep ini terbayang gara-gara kebanyakan denger lagu dan nonton film yang temanya cinta deh, malah terkesan kaya video klip hehe. tapi sudahlah, orang yang tidak berimajinasi adalah orang yang sudah mati, katanya.

"terpengaruh oleh film barat, saya ingin berjalan di trotoar kota bandung dengan nuansa eropa yang basah karena sisa hujan tadi siang. dibalut rain coat warna coklat tua, cream, atau navy blue, saya berjalan menyusuri trotoar basah dengan rambut diikat dan membiarkan helaiannya dihembus angin sejuk khas musim hujan. kalau kalian ingin tahu, trotoar ini akan membawa saya ke kedai kopi yang ada di ujung belokan sana. pada akhirnya, kaki ini sangat tahu mana tempat yang cocok untuk tubuh si anak ayah yang syahdu ini."
 
walau saya sering mengumbar tentang minum kopi, tapi saya jarang pergi ke kedai kopi loh. malah lebih sering beli kopi warung untuk diseduh di rumah dan menciptakan suasana nyaman sendiri. satu-satunya alasan adalah karena selama ini selalu pergi ke tempat ngopi sama teman, padahal ingin sekali hanya sendirian di tempat itu dan merasakan romantisme yang tercipta di kedai kopi. ah, andai kopi tak pernah seromantis ini, mungkin saya tak pernah punya keinginan untuk berduaan dengan kopi.

fosterspage.net