jogjakarta di awal tahun

January 28, 2014

dokumentasi pribadi
 
jogjakarta. ada rindu yang ku tinggal di sana
di setiap jalan yang kita lewati awal tahun ini
tawa yang kita teriakan di tempat yang  disinggahi bersama
dan tangis yang malah keluar di kamar tidur rumah
yang menyakitkan dari perpisahan bukanlah ucapan selamat tinggal
pun bukan melihat punggung yang menjauh
tetapi ketika yang biasa dan bisa dilakukan bersama, esok tidak
jogjakarta, tempat penyesalanku berikutnya
 
awal tahun dua ribu empat belas ini jadi awal tahun yang luar biasa. setelah setengah mati kesal dengan suara kembang api yang mengharuskan tidur lebih terlambat walau mata berat dan ujian yang masih ada di tanggal dua walau orang-orang sudah mulai melepas beban kuliah. tapi perjalanan ke jogjakarta kemarin jadi obatnya. semua yang membuat bahagia bukanlah kemana perginya, tapi dengan siapa perginya.
 
kami biasa memanggil dengan sebutan keluarga protagonis. dikukuhkan dalam sebuah organisasi satu tahun lalu dan dibubarkan dalam bentuk keluarga awal tahun ini. masih ingat betul ada yang berbicara "ini bukan akhir dari kebersamaan kita, tapi perjalanan sebagai keluarga baru saja dimulai" tapi ingat, jangan ppernah tanya siapa ayah dan ibunya.
 
kebersamaan di jogjakarta dari tanggal tiga sampai enam kemarin masih dirasa kurang. padahal kuliah saja baru masuk bulan depan. mau lagi, satu bulan lagi, atau satu tahun lagi pun yang penting bersama keluarga portagonisku. walau badan pegal karena mencari posisi tidur yang enak di atas bus, tapi selalu ada tawa yang sayang untuk dilewatkan hanya dengan tidur. tak ada rasa aku siapa atau kamu siapa. malah kami siapa dan kami keluarga. pantai menjadi penutup yang sempurna. tadinya mau liat sunset, tapi matahrinya dilindungi awan mendung. mungkin dia malu melihat kami begitu ceria.

pernah ada cinta dan cerita waktu kemarin. akan ada rindu dan syahdu di hari esok. bahkan hingga entah apa lagi yang ingin aku tulis, aku tak pernah mau berhenti mengenang tahun ini.

satu per satu usia kita akan menua
satu per satu sudut pandang kita akan mendewasa
aku yang mengeluh dan cemberut, berhasil kau buat kritis
di sana, di ujung tempat itu aku masih akan menunggu
rindu yang membasuh di kedua kelopak mata akan setia terjaga
lampu pijar tak seterang harapan kita
tambang emas tak semahal kenangan kita
awal tahun ini mungkin tak akan bersamamu lagi di awal tahun depan
namun kasih ini sengaja aku taburkan di setiap jalan setapa untuk menjadi petunjukmu
 
*draft tujuh januari