The Last Hope

May 29, 2016

orang bilang kami "si bungsu". bahkan untuk orang yang tergolong baru kenal pun biasanya langsung bisa tau kalau kami anggota taerakhir di keluarga. tapi, stereotip si bungsu ini memang tidak sepenuhnya benar. at least ada satu stereotip yang dimiliki seorang bungsu.
Last Hope
kidspot.com.au
si bungsu ini paling sering dibilang manja. anak kesayangan orang tua dan adik kesayangan kakak-kakak. label manja pun kami dapat begitu saja, karena cenderung dielu-elukan anggota keluarga lainnya. sebagai anggota yang paling muda, ga heran sih kalau kami begitu menggemaskan sampai akhirnya dibilang manja. padahal bukan manja, tapi dimanjain. lantas, apa dengan label manja itu kami manja betulan? no, no, no. sejauh ini kami sebenarnya mandiri loh. kenapa? karena disaat perlu bantuan kecil semisal minta diambilkan sesuatu, kami ga bisa minta tolong siapapun. pasti selalu berakhir dengan statement "ambil sendiri dong, kan bisa" oh well, emang bisa tapi males.....kebiasaan ini deh yang akhirnya sering bikin kami berpikir untuk kerjain apa-apa sendiri aja selama memungkinkan.
selanjutnya di kehidupan kakak-beradik. si kakak selalu mengalah? engga juga. kadang si bungsu ini suka disalahkan dan dianggap sumber pertengkaran. katanya "dek, jangan gangguin kakaknya mulu. ayo pindah mainnya" tapi ya gitu, menurut kami pasti si kakak juga salah, sayangnya mereka punya power lebih untuk mengendalikan keadaan. hal yang paling tega tapi kocak untuk diinget itu adalah ketika kami jadi sasaran penipuan sang kakak. dicekoki isu ini-itu pun kami percaya aja. kami juga sering dapet barang turunan. mulai dari baju sampai gadget. kenapa ya? katanya sih "masih bagus dan bisa dipake" atau "kamu terlalu kecil untuk dapet barang mewah yang baru" 
selain itu si bungsu juga sering ngerasa kalau orang di sekitarnya itu over-protective. sampai akhirnya kami terbiasa dan nyaman aja ketika ada orang lain yang protective *uhuk*. udah biasa digituin.....kami mendapatkan pengawalan ekstra ketat dari keluarga, seolah kami adalah sosok yang rapuh dan rentan diserang oleh dunia. proteksi yang berlebihan itu kadang bikin kami gabisa kemana-mana meski dengan alasan apapun. kayanya orang rumah mulai lupa kalau umur kami udah di atas 20 tahun. hal-hal kaya gini yang bikin kami selalu dianggap anak kecil.

akhirnya, kami gak jarang berusaha keras untuk menunjukkan kedewasaan. hasilnya? sebagian berhasil dan sebagian lagi tidak.

ada beberapa keuntungan menjadi si bungsu. salah satunya yaitu kami sering mengambil jalan hidup dan keputusan dari pengalaman para kakak. apa yang berhasil, kami tiru. apa yang gagal, kami perbaiki. dan inilah yang selalu menjadikan kami harapan terakhir keluarga. semoga ya semoga...