be (true to) yourself

May 14, 2016

"be true, true to yourself and you'll be magic - Jonatha Brooke"
well, sebenernya saya lagi santai sambil denger shuffle playlist kesayangan. lalu, soundtrack film Tinkerbell ini keputer dan bikin saya bekontemplasi sampai lagunya beres. semudah itu? iya, hanya dalam waktu beberapa menit saya sanggup melakukan kontemplasi. ng.....atau overthinking maksudnya? bebas deh.
sepenggal lagu itu menarik perhatian saya, menyadarkan sama keadaan manusia selama ini (contoh: saya sendiri). jujur itu sulit, berat, perih, tapi lega. iya kan? jujur itu dua arah, diawali dari diri sendiri. ketika kita mau jujur terhadap diri sendiri, pasti kita bakal bisa jujur kepada orang lain. jujur itu idaman kebanyakan orang, buktinya saya pernah survey sangat kecil-kecilan menggunakan pertanyaan "beautiful lie or ugly truth" dan dari 6 orang, hanya satu loh yang memilih beautiful lie. setelah saya dalami lagi, ternyata memang si satu orang itu tipikal sulit menerima kekecewaan. puk...puk...
kembali ke be true, setiap manusia pasti pernah mengalami keadaan dimana mereka sangat sulit untuk mengakui sesuatu. jangankan ke orang terdekat, pada hatinya sendiri pun dia masih mengelak. sesulit itu loh untuk jujur, apalagi jika menyangkut hal-hal yang dianggap gengsi, dan saya punya sedikit cerita. mungkin bakal agak panjang.
sekarang ini bisa dibilang masa-masa sulit saya. for the first time having this situation. everything feels so hard. everything is heavy, i'm fed up but i have to live this life. saya cerita dengan beberapa teman dekat secara face to face tentang semua kegundahan tak beralasan ini. i don't have any idea, saya benar-benar ga paham apa yang mengganjal. sampai akhirnya, ada 3 teman yang "menampar" saya keras-keras sebagai inti dari obrolan.

satu teman saya bilang: "masa-masa seperti ini ya jalani aja. emang gabisa ngapa-ngapain. aku juga pernah kaya gini sebelumnya, selalu pengen kabur, gamau sendiri biar ga kepikiran, selalu cari temen untuk lupa. ada hal yang kamu pikirin tapi ga sadar. di dalem situ (hati) kamu lagi nunggu sesuatu kan?"
yang kedua bilang: "lo tuh gengsian ya. lo terlalu sering handle ini-itu sendirian. lo terlalu dingin untuk menggapai orang yang ngulurin tangannya"
dan teman yang lain bilang: "kamu terlalu muluk. sebenernya kamu ga butuh banyak. kamu cuma kehilangan sesuatu dan kamu ingin itu. tapi kamu muluk-muluk"
oh jadi gitu ya.....temen saya kasar ngomongnya, tega hahaha engga juga, sangat cocok untuk saya yang tambeng ini kok. intinya, i've been doing everything by myself. sampai saya rasa sanggup semuanya. mau bantu? ga perlu, bisa sendiri. dan itulah biang masalahnya, saya hanya malu untuk mengakui pada diri sendiri bahwa saya juga perlu istirahat, saya perlu bantuan, saya butuh untuk mengeluh sesekali, saya ingin didengar, dan saya mau dimengerti. tapi bahkan, mengerti diri sendiri aja ga mampu, gimana mau jujur ke orang lain.

and as the conclusion of this be true talk: i never been on this level before. always thought that i was strong. but this time, i admit that i'm weak, scared, exhausted, and fed up.
prok, prok, prok. jangan malu, semua orang kenyataannya memang lemah.