Hot Mint Cappuccino

November 29, 2014

Bandung, Tiga Belas November Dua Ribu Empat Belas


semuanya tampak biasa namun tak sempurna. hari, tanggal, mata kuliah, bahkan orang-orang tak ada yang istimewa. biasa saja. hanya perubahan emosi yang sangat jelas muncul di air muka, secara teori dinamakan mood - swing. ah iya, memang menyebalkan menjadi seseorang yang melankolis dan mudah membiru. hancurnya sebuah perasaan memaksa saya untuk menjauh dari kampus sesegera mungkin.

bergerak dari pinggiran kota menuju ke tengah lalu bergeser ke sudut lainnya hanya untuk meredakan lebam di hati yang sudah patah. muram, kelam, saya belabuh di suatu tempat untuk secangkir kopi susu. belum nyaman, belum. di seberang sana ada sekumpulan orang dewasa yang membuat hati semakin gusar. saya hanya ingin sendiri, tanpa orang lain di ruangan yang sama.

saya membiarkan kaki untuk mundur beberapa langkah dari tempat itu untuk menuju yang lainnya. tak jauh dari situ, tak lama dari waktu itu, tepat di depan pintu hujan turun. nyaris deras dan saya bersyukur karena rasanya seperti ada di rumah. kala itu, satu cangkir Hot Mint Cappuccino menjadi kopi kedua dalam jeda waktu yang tak lama. saya benar-benar patah hati dan tak peduli apabila ada orang yang dikenal melihat saya sendirian.

Coffee, Cafe, Cozy Place
dokumentasi pribadi
 lalu diam-diam, saya berbisik kepada kopi pesanan sambil setengah mati menahan air mata untuk tidak jatuh:

"hari ini saya sungguh hancur. entah. dia membisu seperti ada yang menutup mulutnya dengan lakban. saya enggan bertanya ada apa, bukan karena sombong, tapi saya takut semakin menghitamkan harinya yang tampak kacau.

hari ini saya sungguh hancur. entah. dia masih saja sulit disentuh. sangat misterius, diam, dan menghanyutkan. sejujurnya saya penasaran dia itu seperti apa. seolah dia hanya hidup sendiri, temannya mungkin hanya dianggap sekadar teman. yang bertemu di dalam kelas dan berpisah di depan pintu.

hari ini saya sungguh hancur. entah. saya harap dia ada di sini, di kursi yang kosong itu. berdua saja sambil menyeruput kopi hangat saat hujan turun cukup deras. menghapus segala kehancuran yang membuat diri merasa.....entahlah, saya terhanyut terlalu jauh disaat yang lain tertawa terbahak-bahak dengan kumpulannya"

semenjak hampir tiga tahun lalu. semenjak kupu-kupu terkahir pergi. semenjak pipi berhenti merona. semenjak pintu hati ditutup sangat rapat. semenjak asyik sendiri. pada akhirnya saya harus jatuh juga.....sendirian.

- Secangkir Hot Mint Cappuccino di Salah Satu Coffee Shop di Kota Bandung, mari mampir! -