kupu-kupu

November 27, 2014

saya lebih nyaman untuk menulis di sini. mengutarakan apa-apa saja yang dirasakan tanpa harus banyak yang tahu. seperti saat ini.

bukannya lempar batu sembunyi tangan, namun saya belum cukup siap untuk berkata "iya, saya suka kamu" belum. karena rasa ini belum seutuhnya ada. masih terlalu muda dan rapuh untuk dibicarakan secara serius.

ini seperti memakan waktu yang lama setelah lulus dari SMA dan setelah merasakan butterflies untuk terakhir kalinya. hampir tiga tahun, tak ada lagi sendu-sendu yang begitu berarti. hanya beberapa kali sendu biasa yang terjadi karena rengekan sepi. sampai akhirnya, butterflies datang lagi dan saya merasakan perasaan yang sama lagi.

disaat saya sedang tak ingin merasakan apapun. sungguh.

saya bersikukuh untuk tidak jatuh. berpegang teguh pada prinsip. berpegang erat pada tali yang semu dan terasa seperti berdarah-darah. saya selalu ingat Ayah yang seolah tak hanya memberi lampu hijau, namun yang kuning juga. saya mau, semua ini bukan hanya perasaan yang akan menguap atau penasaran yang harus terkubur. saya mau, ini bukan awal dari akhir sebuah komunikasi.

karena, dua kali jatuh cinta. dua kali pula saya putuskan komunikasi.