orang asing dalam cermin

March 05, 2012

saya punya cermin berukuran sedang di dalam kamar.

"hey itu siapa yang di cermin?" tanya saya dalam hati.
sepertinya dia yang dulu saya kenal. dia sudah dewasa sekarang. dulu itu dia adalah gadis kecil ayah, dan sampai kapan pun dia akan tetap menjadi gadis kecil ayah.
dia sudah tidak sepolos dulu lagi. semenjak jatuh cinta dan patah hati, wataknya kepada ayah berubah. dia sering cemberut pada ayah, dia sering membantah ayah, dan dia sering tidak mendengar kata ayah.
untuk beberapa kali--saat emosinya memuncak--dia sudah tidak tahu apa yang dilakukannya pada ayah, dan seketika dia pun menyesal.

saya lihat kerapuhan di balik kata tegar yang dia siratkan. kalaupun sedang patah hati, lupakanlah wahai gadis kecil. mereka semua, anak laki-laki yang pernah bahkan sedang ataupun akan selalu kamu sukai itu telah membuat kamu patah hati. sebenarnya, sebagian besar rasa patah hati itu datang dari diri kamu sendiri. kamu yang tidak percaya diri dan kamu yang selalu berharap.
kamu sering menangis di malam hari hingga kelopak matamu menghitam.
"hey, kenapa matamu?" semua orang bertanya yang sama.
"ini turunan dari ayah" kamu pun menyalahkan ayah.
padahal sebenarnya gen ayah ada 30% dan 70% sisanya karena sifatmu yang sering menangis. lagi-lagi kamu menyalahkan ayah.

kamu pun sadar, ayah tidak akan membuat anak perempuannya patah hati. kamu tidak akan dibuat menangis karena cintanya tidak terbalas oleh ayah. tidak akan pernah. dan kamu pun sadar hanya ayahlah yang sangat mengerti betapa manjanya kamu dari kecil sampai dewasa. kamu harus lihat anak perempuan lain yang tidak bisa merasakan kedekatan seperti kamu dan ayah.
bahkan sebagian dari mereka harus tetap berangan agar ayahnya kembali.


gadis kecil ayah, kamu harus tahu bahwa kamu butuh anak laki-laki yang seperti ayah. iya, kamu butuh, bukan ingin.