sekilas kamu di pinggir jalan

April 07, 2012

"brak!" seorang teman mendapat ide
"ayo kita pergi, kita ke sana!"

semua berdiri dan mengambil tas-nya. saya masih ragu, haruskah kita pergi? oke maksudnya, haruskah kita ke sana?

"hmm baiklah, kalau ada kita mundur saja. deal?" teman lain memberi masukan

apa mau dikata suara ragu saya masih kalah dengan suara setuju mereka. toh, saya pikir lumayan bertemu dia kalau ada, sudah sangat rindu semenjak satu bulan lalu. tapi terlintas masalah baru di pikiran seorang gadis gugup, kalau dia tidak ada kan kita maju, bagaimana saat kita sudah maju tiba-tiba mereka sampai? mau apa kita?

"ayo naik"  mereka memecah kegugupan
"hmm ya" jawaban yang membuat semakin gugup

saya waspada melihat ke jendela, jaga-jaga apakah kamu sedang santai disitu atau tidak. perjalanan tersendat, kami beberapa kali terjebak lampu merah. jantung semakin cepat berdetak, tapi darah seolah tak mengalir ke seluruh tubuh. kalau sebenarnya yang rasakan itu lebih baik tidak usah melakukan hal gila ini. tempat eksekusi semakin dekat, mobil melaju lambat-lambat

"HAH! ITU DIA!" saya berteriak sambil mendekatkan wajah ke jendela
"benar, kita mundur kalau begitu" 

lalu semua seolah normal kembali. tapi di dalam diri saya masih belum bisa stabil. saya lihat kamu, dengan teman-teman kamu. sebagian di antaranya perempuan, dan sejauh ini rasanya dua laki-laki bersama dua perempuan. kalaupun boleh meminta, saya ingin ada di situ, diajak oleh kamu. terlintas gagasan untuk mengirimkan pesan saja, tapi rasanya itu sangat bodoh setelah satu bulan lalu kamu tidak balas pesan saya. harusnya saya tidak usah kecewa akan hal itu, tapi karena saya menaruh perasaan yang lebih, rasanya mustahil untuk tidak kecewa.


ah dasar kamu, Teman Tapi Aku Suka