jendela kamar

October 12, 2011

saya selalu suka kamar berjendela yang pemandangannya adalah bagian depan rumah. apalagi kalau ada kasur di dekatnya. dulu kamar saya berjendela di sebelah kasur. tapi sekarang tidak lagi. sudah bertukar kamar dengan ayah-ibu.
saya suka sekali melihat ke luar jendela kamar. melihat apa yang terjadi. memikirkan apa yang telah terjadi. atau sekedar senyum-senyum karena langitnya cerah.

saat siang,
saya ilhat ke langit. dibiaskan jadi warna biru. ingat saat masih kanak-kanak, suka membicarakan "ingin ke awan, tapi pasti kita beku". dan mungkin kalian kecil juga pernah melakukan hal yang sama saat ada pesawat/helikopter melintas, "minta uaaaaang!" entah ajaran dari mana yang membuat kita kecil meminta uang pada pesawat yang lewat. selalu ingat saat dulu. sering meneriakan mimpi yang dilepas ke langit begitu saja dan berharap turun kembali saat musim hujan.

saat hujan,
memang benar ya kutipan yang mengatakan bahwa "hujan mengingatkan memori kelabu". tidak melulu sih, tapi memang sering. saya ingat ketika pulang sekolah harus menunggu hujan reda karena tidak membawa payung. atau hujan disertai gemuruh yang memekakan telinga dan membuat kaget. saya juga ingat saat berjalan di bawah payung menembus hujan deras. hujannya berangin membuat saya tetap kebasahan dan kaki kotor terciprat air kubangan. dan tentu saja saat hujan selalu membangkitkan patah hati saya.

saat malam,
saya tidak mau melihat ke luar jendela saat malam hari. saya takut ketika membuka gorden dan menoleh ke luar ada yang turut serta menoleh ke dalam kamar....